Oleh: R. PRIHATANTO, S.Si | Informasi Terkininews.id
Kamis, 6 November 2025
Sumber Inspirasi: Renungan Islam | Cepat, Tepat, Akurat
Jakarta — Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang cenderung materialistis, manusia sering kali melupakan jati diri sejatinya. Padahal, dalam pandangan Islam, manusia bukan sekadar makhluk jasmani yang hidup dan bernafas, tetapi rahasia Ilahi yang tersusun dari tiga hakikat agung: Al-Basyar, An-Nafs, dan Ar-Ruh.
Renungan spiritual bertajuk “Wujud Manusia” mengajak setiap insan untuk kembali menyelami hakikat penciptaan diri. Dalam keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan ruh, tersimpan jalan pulang menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Al-Basyar: Tubuh dari Tanah, Amanah yang Mulia
Tubuh manusia (Al-Basyar) diciptakan dari tanah—unsur sederhana, namun mengandung kemuliaan besar. Dalam kisah penciptaan, Iblis memandang hina manusia karena asalnya dari tanah. Namun justru dari unsur itulah Allah menempatkan kemuliaan dan amanah sebagai khalifah di bumi.
Tubuh menjadi wadah bagi amal. Melalui tubuh, manusia beribadah, bekerja, dan menebar kebaikan. Namun tubuh juga bisa menjadi jeruji yang menawan ruh bila ia tunduk pada hawa nafsu. Karenanya, menjaga kesucian jasmani dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat adalah bagian dari upaya memuliakan ciptaan Allah.
An-Nafs: Jiwa yang Menggeliat Antara Dunia dan Cahaya
Jiwa manusia (An-Nafs) adalah cermin dari pergulatan batin antara keinginan duniawi dan panggilan Ilahi. Ia bisa menjerumuskan manusia ke lembah gelap, atau menuntun menuju cahaya kebenaran.
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9–10)
Penyucian jiwa dilakukan melalui dzikir, ibadah, dan pengendalian diri. Jiwa yang bersih akan menemukan ketenangan, sementara jiwa yang dikuasai nafsu akan gelisah, kehilangan arah, dan menjauh dari Tuhan.
Ar-Ruh: Tiupan Suci yang Menghidupkan Kesadaran
Ar-Ruh adalah rahasia terbesar dari Allah. Ia merupakan tiupan suci yang menghidupkan kesadaran, cinta, dan pengenalan terhadap Sang Pencipta. Ruh tidak terikat oleh ruang dan waktu; ia selalu memanggil manusia untuk kembali kepada sumber asalnya — Allah Ta’ala.
Ketika ruh terjaga, hati menjadi lembut, akal menjadi terang, dan segala perbuatan manusia akan bernilai ibadah. Ruh adalah lentera Ilahi yang menuntun manusia dalam kegelapan dunia.
Kesempurnaan Manusia: Kembali kepada Sang Maha Suci
Manusia akan mencapai kesempurnaan ketika tiga hakikat dalam dirinya — jasad, jiwa, dan ruh — berada dalam harmoni.
Tubuh yang tunduk pada syariat, jiwa yang disucikan dengan amal, serta ruh yang senantiasa terhubung dengan Allah, menjadikan manusia sebagai cermin cahaya Tuhan di muka bumi.
Renungan ini menjadi pengingat bahwa tujuan akhir hidup bukan sekadar bertahan di dunia, tetapi kembali dalam keadaan suci kepada Sang Pencipta.
🌿 “Bila jasad tunduk, jiwa bersih, dan ruh terjaga — manusia menjadi cermin cahaya Tuhan.” 🌿
Pewarta:
R. PRIHATANTO, S.Si
Editor: Redaksi Informasi Terkininews.id
Sumber: Renungan Spiritual Islam
🕌 Informasi Terkininews.id — Cepat, Tepat, Akurat.
