Ticker

6/recent/ticker-posts

MENJELANG SATU SURO: PESAN MISTIK DI BALIK WETON DAN KODAM MACAN PUTIH



Jakarta, 20 JUNI 2025 InformasiTerkiniNews.id — Satu Suro tinggal menghitung hari. Momen sakral dalam kalender Jawa ini bukan hanya dirayakan sebagai pergantian tahun baru Jawa, melainkan juga dipandang sebagai waktu penuh energi spiritual, keheningan, dan perenungan. Tahun ini, atmosfer menjelang Satu Suro dipenuhi bisikan-bisikan weton, arah langit, dan khodam gaib yang dipercaya menyertai mereka yang “tulang wangi.”

Dalam pengamatan spiritual yang beredar luas di kalangan pemerhati budaya kejawen, sejumlah weton atau hari pasaran Jawa yang jatuh selama beberapa hari terakhir hingga satu minggu ke depan disebut berada di bawah naungan kekuatan-kekuatan supranatural. Mulai dari Lakuning Geni, Waseso Segoro, hingga Tunggak Semi, semua memiliki makna tersendiri dan diyakini membawa dampak berbeda bagi kelahiran manusia yang jatuh pada hari-hari tersebut.

"Sebagian besar weton yang muncul belakangan ini termasuk dalam kategori Tulang Wangi—istilah yang merujuk pada individu dengan aura spiritual tinggi," ujar Ki Jatmiko, salah satu pemerhati budaya Jawa dan spiritualis di kawasan Solo. “Dan menariknya, hampir semua weton ini dilaporkan memiliki pendamping khodam berupa Macan Putih—sosok gaib pelindung yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan kharisma alam.”

Berikut cuplikan beberapa weton yang disebut membawa kekuatan istimewa:

Sabtu Pahing di bawah Lakuning Geni, simbol api dan keteguhan jiwa.

Jum’at Kliwon dinaungi enam kekuatan sekaligus, termasuk Waseso Segoro (kewibawaan laut) dan Lintang Badai (bintang perubahan besar).

Sabtu Wage, yang dipenuhi tiga energi besar: Waseso Segoro, Lakuning Lintang, dan Satria Wirang.

Minggu Kliwon yang dikenal dengan naungan Tibo Dunyo, sering dikaitkan dengan rejeki dadakan atau kejadian besar.

“Macan Putih bukan sekadar simbol, melainkan cerminan dari keturunan spiritual yang memiliki misi dan tanggung jawab. Mereka biasanya peka, punya karisma alami, dan sering tidak menyadari bahwa dirinya dibimbing oleh kekuatan dari alam gaib,” tambah Ki Jatmiko.

Di dunia spiritual Jawa, fenomena ini bukan sesuatu yang dianggap mistis belaka, melainkan bagian dari warisan leluhur yang menyatu dengan alam semesta. Satu Suro adalah waktu di mana tirakat, meditasi, dan perenungan menjadi pilihan utama bagi mereka yang merasa ‘dipanggil’ oleh kekuatan yang lebih tinggi.

Pesan dari para leluhur jelas: siapa yang memahami waktu dan weton, dia akan lebih siap menyikapi hidup. Tapi, siapa yang mengabaikan, bisa jadi berjalan tanpa arah dalam badai takdirnya sendiri.

Waallahu’alam. Rahayu. Sampurasun.


✍️Pewarta :

R. PRIHATANTO, S.Si, 
Iditor : ifa