Jakarta, 18 Agustus 2025, InformasiTerkininews.id – Menjelang waktu maghrib, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa, zikir, dan tadabbur ayat-ayat suci Al-Qur’an. Di antara pembahasan yang kembali mengemuka adalah pesan penuh hikmah dari seorang ulama klasik, Imam Abu Bakar al-Ajurri رحمه الله, yang menyinggung tentang keutamaan suara merdu ketika melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Imam al-Ajurri dalam kitab Akhlaqu Ahlil Qur’an (halaman 161) menegaskan, suara merdu adalah anugerah istimewa yang hanya dimiliki segelintir hamba Allah. Namun, keistimewaan itu bisa menjadi kebaikan agung atau justru fitnah yang menjerumuskan, tergantung niat pemiliknya.
Keistimewaan dan Ujian Suara Merdu
Menurut Imam al-Ajurri, orang yang dikaruniai suara indah ketika membaca Al-Qur’an sejatinya sedang menerima kemuliaan yang besar dari Allah. Suara merdu bukan sekadar karunia, tetapi juga amanah. Pemiliknya dituntut untuk menggunakan anugerah itu hanya karena Allah, bukan demi pujian, popularitas, atau kepentingan duniawi.
Beliau mengingatkan, ada beberapa penyakit hati yang kerap mengintai para qari’:
Keinginan agar didengar banyak orang, semata demi ketenaran.
Hasrat meraih pujian dan kedudukan di hati manusia.
Mengharap kedekatan dengan orang berpengaruh, namun abai pada hubungan dengan masyarakat awam.
“Siapa yang larut dalam keinginan duniawi ini,” tegas Imam al-Ajurri, “aku khawatir kemerduan suaranya akan berubah menjadi fitnah yang menjerumuskan.”
Manfaat Suara Merdu jika Disyukuri
Sebaliknya, kemerduan suara seorang qari’ akan membawa manfaat luas jika ia menjaga niat dan keikhlasan:
Ia senantiasa takut kepada Allah, baik dalam kesendirian maupun di hadapan manusia.
Tujuannya adalah membangkitkan kesadaran umat, agar orang-orang lalai kembali mengingat Allah.
Suaranya menjadi jalan hidayah, menggerakkan hati agar mencintai apa yang dicintai Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan cara inilah, bukan hanya dirinya yang mendapat manfaat, tetapi juga umat secara luas merasakan keberkahan dari lantunan ayat suci.
Doa Menjelang Maghrib
Sebagai penutup, doa Rasulullah ﷺ yang diajarkan berkaitan dengan Al-Qur’an kembali relevan untuk dipanjatkan:
> اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
"Ya Allah, rahmatilah aku melalui Al-Qur’an. Jadikanlah ia sebagai imamku, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ingatkanlah aku dengan ayat-ayatnya ketika lupa, ajarkanlah yang belum kupahami, anugerahkan kepadaku bacaan di waktu malam dan siang, serta jadikanlah ia hujjah bagiku, wahai Rabb semesta alam."
Renungan Umat
Pesan moral ini mengingatkan, bahwa suara merdu hanyalah wadah. Esensinya bukanlah kemerduan itu sendiri, melainkan ketulusan niat, keteguhan iman, dan ketundukan hati. Bagi siapa pun yang dikaruniai keistimewaan ini, ia dituntut menjaga amanah agar suara indahnya tidak sekadar mempesona telinga, tetapi juga menggugah jiwa untuk mendekat pada Allah SWT.
Menjelang maghrib yang penuh keberkahan ini, mari kita renungi wasiat ulama, menjaga niat, dan memperindah bacaan Al-Qur’an bukan untuk dunia, melainkan sebagai jalan menuju ridha Allah.
🖊️ Redaksi InformasiTerkininews.id
Pewarta:
R. PRIHATANTO, S.Si
Editor: Ifa