Jakarta, 16 Agustus 2025, InformasiTerkininews.id –
Di tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi, bangsa ini diingatkan kembali tentang hakikat ilmu yang sejati. Bukan sekadar penguasaan pengetahuan, bukan pula sebatas kemampuan menguasai teknologi, melainkan bagaimana ilmu itu dimaknai dan dimanifestasikan melalui akhlak mulia.
“Ilmu tanpa akhlak tidak memiliki arah dan tujuan yang benar,” demikian pesan mendalam yang kian relevan di tengah degradasi moral dan krisis keteladanan yang melanda sebagian besar sendi kehidupan masyarakat.
Akhlak, menurut para ulama dan cendekiawan, merupakan puncak dari pencapaian manusia beradab. Seseorang yang mampu memuliakan orang lain dengan adab dan akhlaknya, dialah manusia sejati, manusia yang benar-benar memiliki kemuliaan.
Ilmu Kehilangan Ruh Tanpa Akhlak
Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa yang besar tidak hanya dibangun oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga ditopang oleh karakter luhur. Ilmu pengetahuan yang lepas dari pijakan akhlak hanya akan melahirkan keserakahan, ketidakadilan, dan kerusakan.
Ilmu yang sejatinya diciptakan untuk menebar manfaat bagi umat, bisa berubah menjadi alat ambisi pribadi dan bahkan senjata perusak peradaban ketika ia tidak berlandaskan akhlak. Sebaliknya, akhlak mulia akan menuntun ilmu menuju arah yang benar, menghadirkan kebijaksanaan, kedamaian, serta keberkahan hidup.
Akhlak sebagai Jiwa Peradaban
Akhlak bukan sekadar atribut personal, melainkan fondasi utama peradaban. Ia mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan dengan Tuhan (hablun minallah) sekaligus memperkuat hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas).
Melalui akhlak, seseorang akan mampu mengenal Allah, mencintai Rasulullah, memahami Al-Qur’an, dan menapaki jalan hidup yang seimbang, baik dalam keluarga, masyarakat, hingga dunia kerja. Akhlak menjadi jembatan yang menghubungkan pengetahuan dengan amal nyata, sehingga lahirlah insan kamil manusia paripurna yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Pesan Moral untuk Generasi Bangsa
Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, banyak generasi muda yang terjebak dalam ilusi popularitas dan kompetisi semu di media sosial. Gelar akademik dan kecerdasan teknologi seringkali diagungkan, namun akhlak kerap diabaikan. Padahal, puncak dari segala ilmu bukanlah pengakuan dunia, melainkan ketika kita mampu memanifestasikan akhlak mulia dalam setiap langkah kehidupan.
Para pemimpin, pendidik, hingga orang tua dituntut untuk kembali menanamkan nilai akhlak kepada generasi bangsa. Sebab, bangsa yang kehilangan akhlak akan kehilangan arah. Sementara bangsa yang menjadikan akhlak sebagai pijakan, akan melahirkan pemimpin bijaksana, masyarakat adil, serta generasi yang berdaya saing namun tetap beradab.
Kesimpulan: Akhlak, Jalan Menuju Kesempurnaan
Dengan akhlak, manusia tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial. Akhlaklah yang menjadikan ilmu bermakna, amal perbuatan bernilai, dan kehidupan manusia penuh keberkahan.
Sebagaimana ditegaskan, puncak dari segala ilmu adalah ketika kita mampu mewujudkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Inilah pesan moral yang layak direnungkan oleh bangsa ini sebuah panggilan agar ilmu tak lagi berhenti di kepala, tetapi hidup di hati dan perilaku.
✍️Pewarta:
R. PRIHATANTO, S.Si
Editor: Ifa