Ticker

6/recent/ticker-posts

Kapal Selam Tanpa Awak Buatan Anak Bangsa Berhasil Tembakkan Torpedo: PT PAL Masuki Era Baru Pertahanan Laut Nasional


Pewarta: R. Prihatanto S.Si

Media: Informasi Terkininews.id — Cepat, Tepat, Akurat

Jakarta – 08 Desember 2025.

Indonesia mencatatkan sejarah baru dalam industri pertahanan maritim. Untuk pertama kalinya, kapal selam tanpa awak karya anak bangsa — Kapal Selam Autonomous (KSOT) — berhasil menjalani uji tembak torpedo di perairan Selat Madura pada 30 Oktober 2025 lalu. Momen ini bukan sekadar pencapaian teknologi, melainkan lompatan strategis menuju kemandirian alutsista nasional.

Sosok di balik keberhasilan ini adalah Kaharuddin Djenod, Direktur Utama PT PAL sekaligus alumni beasiswa B.J. Habibie yang namanya kini menjulang seperti layar kapal tertiup angin. KSOT yang dirancangnya mampu menjalankan fungsi layaknya kapal selam konvensional, bahkan dengan efisiensi dan kemampuan yang jauh lebih progresif.


Biaya 10%, Efisiensi Tinggi, Teknologi Canggih – Indonesia Siap Punya 30 Kapal Selam

KSOT menjadi terobosan yang mengubah paradigma pertahanan laut. Bila kapal selam konvensional membutuhkan anggaran besar, kapal selam tanpa awak ini justru menghemat hingga 90% biaya produksi, namun tetap memuat kemampuan tempur signifikan — termasuk empat tabung torpedo aktif yang telah berhasil ditembakkan saat uji coba.

Dengan efisiensi biaya tersebut, rencana besar pun mengemuka. Indonesia berpeluang memiliki 30 unit kapal selam dalam waktu relatif singkat, memperkuat sistem pertahanan seluruh jalur laut Nusantara dari Sabang hingga Merauke. Setiap unit mampu beroperasi hingga kedalaman 300 meter, dengan panjang kapal sekitar 20 meter — lebih ringkas, gesit, dan adaptif dibanding kapal selam tradisional.

Uji tembak torpedo KSOT turut disaksikan langsung oleh tokoh strategis pertahanan nasional:

• Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin,

• Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto,

• KSAL Laksamana Muhammad Ali.

Ini menjadi bukti bahwa Indonesia bukan lagi sekadar pasar senjata, tetapi produsen teknologi dengan daya saing global.

Dari Laboratorium Jepang ke PT PAL — Perjalanan Panjang Sang Inovator Laut Nusantara

Kaharuddin Djenod bukan nama instan. Ia menempuh S1 di Nagasaki Institute dan melanjutkan S2–S3 di Hiroshima University. Disertasinya ditulis dalam bahasa Jepang dengan fokus pada optimasi desain kapal berbasis neural network & genetic algorithms, fondasi yang kini berkembang menjadi kecerdasan buatan (AI) modern.

Ketika bekerja di galangan kapal terbesar Jepang, ia mengaplikasikan risetnya hingga menghemat proses pembuatan kapal sebesar 14%, angka fantastis di industri maritim. Namun idealisme anak Makassar itu tak luntur oleh kenyamanan karier luar negeri. Ia kembali ke Indonesia, membawa gagasan besar bernama "Pagar Nusantara" — konsep pertahanan maritim berbasis kapal selam tanpa awak.

Usulan itu sempat terhenti bertahun-tahun sampai akhirnya dipresentasikan kepada Prabowo Subianto setelah menjabat Menteri Pertahanan. Presentasi 30 menit berkembang menjadi diskusi 4,5 jam, dan sejak itu roda sejarah mulai berputar. Prabowo langsung memintanya memimpin PT PAL demi merealisasikan proyek strategis ini.

Kini PT PAL bangkit dari masa sulit. Status kredit membaik, pesanan luar negeri mengalir, dan Indonesia resmi menjadi negara keempat di dunia yang mampu membuat kapal selam autonomous setelah Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok.


Kesederhanaan Seorang Dirut

Meski memimpin perusahaan strategis negara, Kaharuddin tetap merakyat. Dalam sebuah penerbangan menuju Surabaya, Dahlan Iskan — yang kemudian menuliskan kisah ini — mendapati Kaharuddin duduk di kelas ekonomi.

"Untuk penerbangan kurang dari empat jam, direksi wajib ekonomi," ujarnya ringan.

Kesederhanaan itu menjadi refleksi karakter: berpikir besar, hidup sederhana, bekerja nyata.


PT PAL Menuju Pusat Armada Maritim Indonesia

Kaharuddin menargetkan PT PAL menjadi poros kekuatan maritim nasional, menyatukan seluruh galangan kapal BUMN dalam satu komando. Tujuannya jelas:

• Mempercepat kemandirian teknologi laut,

• Menambah kontribusi sektor maritim ke ekonomi nasional hingga 1,8%,

• Membangun kekuatan tempur laut berteknologi tinggi berbasis AI.

Proyek KSOT menjadi bukti awal — bukan akhir. Indonesia resmi memasuki era baru pertahanan laut tanpa ketergantungan asing.


Penutup

KSOT bukan hanya alat perang. Ia adalah simbol kecerdasan bangsa, buah keberanian berinovasi, dan bukti bahwa anak negeri mampu berdiri setara dengan kekuatan maritim dunia. Dari laboratorium di Jepang, dari tangan seorang pemuda Makassar, dari galangan PT PAL — Indonesia menegakkan kemandirian alutsista dengan kepala tegak.

Sebuah langkah strategis yang tidak hanya mengawal perairan Nusantara, tetapi juga menjaga kehormatan bangsa di lautan dunia.


Informasi Terkininews.id

Cepat, Tepat, Akurat

Pewarta: R. Prihatanto S.Si