Ticker

6/recent/ticker-posts

"Strategi Ekonomi Jalanan: Gagasan Rakyat untuk Bangkitkan Ekspor, Rem Impor"


Jakarta 9 Agustus 2025 , Informasi Terkininews id — Di tengah tekanan ekonomi global dan dominasi impor yang terus menggerus produk dalam negeri, muncul sebuah gagasan sederhana namun tajam dari seorang warga biasa. Bukan ekonom lulusan luar negeri, bukan pejabat tinggi, melainkan rakyat kecil yang menganggur namun punya pemikiran besar untuk bangsa.

"Iki pikiran wong nganggur, tapi semoga bermanfaat," ucapnya dalam catatan yang viral di media sosial. Ia menyampaikan ide tentang bagaimana Indonesia bisa memperkuat ekspor, menekan impor, dan menegakkan harga diri bangsa dalam perdagangan internasional.

Menurutnya, salah satu jurus untuk mengangkat ekonomi adalah dengan melarang impor—bukan dalam arti literal, tapi memberi penekanan bahwa produk asing tak seharusnya bebas masuk tanpa kontrol mutu dan kepentingan nasional. Sementara itu, ekspor digencarkan dengan menjaga mutu produk dalam negeri agar bisa bersaing dan diterima dunia.

Namun ada strategi balasan yang tegas dalam pikirannya. Jika negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia menolak produk kita—padahal mereka butuh—maka Indonesia berhak membalas secara seimbang. Caranya? Negara tersebut tidak boleh lagi mengekspor barang ke Indonesia atau kalaupun diizinkan, harus membayar pajak yang setara bahkan lebih tinggi dari nilai ekspor kita ke negara tersebut. Tujuannya jelas: ada timbal balik yang adil dan menguntungkan rakyat.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kejujuran dari para pejabat—dari level bawah hingga pucuk pimpinan. Jika para pejabat jujur dan tidak bermain-main dalam pengelolaan sumber daya negara, menurutnya sektor lain akan ikut terangkat.

Kalimat paling tajam dalam narasinya menyentil relasi antara pejabat dan rakyat:
"Koen dibayar, digaji rakyat. Harus tunduk kepada rakyat, karena dipilih rakyat."

Sebuah sindiran keras namun jujur, menyadarkan bahwa kekuasaan bukanlah privilese untuk mengatur rakyat sesuka hati, tapi mandat untuk melayani dengan kejujuran dan keberpihakan.


Penutup:

Di era di mana kebijakan sering kali hanya berputar di meja rapat dan lobi bisnis, suara rakyat seperti ini menjadi napas baru. Sederhana, lantang, dan apa adanya. Sebuah pengingat bahwa strategi ekonomi tidak harus rumit—asal berpihak pada rakyat dan menjaga martabat bangsa.

✍️Pewarta :
R. PRIHATANTO, S.Si, 
Iditor : ifa