Ticker

6/recent/ticker-posts

Waspadai 9 Penyakit Hati, Penghalang Utama Kedamaian Batin Menurut Islam


Jakarta ,10 Agustus 2025 InformasiTerkininews.id -
Dalam kesibukan dunia modern yang penuh hiruk-pikuk dan godaan materialisme, tak sedikit manusia terjebak dalam kondisi hati yang tidak sehat secara spiritual. Islam, sebagai agama yang holistik, tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhannya, namun juga sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan hati dari penyakit-penyakit batin yang bisa merusak nilai amal ibadah serta meruntuhkan nilai kemanusiaan.

Berlandaskan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad ﷺ, terdapat sejumlah penyakit hati yang harus diwaspadai dan dihindari oleh setiap Muslim. Penyakit hati ini bukan sekadar gangguan emosional, melainkan potensi bahaya spiritual yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam kehancuran batin, merusak hubungan sosial, dan menghalangi tercapainya keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berikut adalah 9 penyakit hati utama yang menjadi penghalang bagi kedamaian dan keselamatan jiwa menurut perspektif Islam:

1. Riya' (Pamer dalam Ibadah dan Amal)

Riya' adalah penyakit hati yang berakar dari niat yang salah dalam beramal. Ketika seseorang melakukan ibadah atau kebaikan dengan tujuan untuk dilihat dan dipuji oleh manusia, maka amal tersebut kehilangan nilainya di hadapan Allah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa riya' adalah bentuk syirik kecil yang sangat tersembunyi.

2. Hasad (Iri Hati)

Hasad muncul ketika seseorang merasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan nikmat, bahkan berharap agar nikmat tersebut hilang darinya. Penyakit ini tidak hanya merusak jiwa, namun juga melahirkan kebencian, permusuhan, dan potensi tindakan destruktif.

3. Takabur (Kesombongan)

Kesombongan menjadikan seseorang memandang rendah orang lain dan merasa diri lebih tinggi, lebih pintar, atau lebih mulia. Dalam sejarah, kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan oleh Iblis saat menolak sujud kepada Nabi Adam. Allah berfirman bahwa Dia tidak mencintai orang-orang yang sombong.

4. Ujub (Bangga Diri Berlebihan)

Berbeda dengan takabur yang mengarah ke orang lain, ujub lebih kepada perasaan puas dan kagum yang berlebihan terhadap diri sendiri. Hal ini sering menjadikan seseorang lalai dari introspeksi, merasa tidak butuh nasihat, dan menutup diri dari kritik yang membangun.

5. Sum'ah (Mencari Ketokohan Lewat Amal)

Sum’ah mirip dengan riya’, namun lebih fokus pada keinginan untuk didengar atau dikenal sebagai orang baik atau saleh. Orang yang sum’ah gemar menyebarluaskan amalannya agar mendapat pengakuan. Padahal, dalam Islam, amal yang tersembunyi dan ikhlas jauh lebih bernilai.

6. Bakhil (Kikir)

Sifat bakhil atau pelit adalah bentuk kecintaan berlebih terhadap harta. Ketika seseorang enggan menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, padahal ia mampu, maka hatinya telah dikunci oleh dunia. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang bakhil adalah golongan yang tidak akan mendapatkan keberuntungan.

7. Ghibah (Menggunjing)

Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, meskipun hal itu benar adanya. Dalam Islam, perbuatan ini dianalogikan seperti memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati – sebuah gambaran menjijikkan yang menunjukkan betapa keji perbuatan tersebut.

8. Namimah (Adu Domba)

Penyebaran fitnah atau informasi yang dapat menimbulkan perpecahan termasuk dalam kategori namimah. Ini adalah racun sosial yang sangat berbahaya, karena merusak tatanan ukhuwah (persaudaraan) dan menciptakan konflik berkepanjangan dalam komunitas.

9. Ananiah (Egois atau Mementingkan Diri Sendiri)

Ananiah adalah bentuk egoisme yang menjadikan seseorang abai terhadap kondisi orang lain. Sifat ini bertentangan dengan semangat Islam yang mengajarkan empati, solidaritas, dan kepedulian sosial terhadap sesama.


Ancaman Serius Bagi Amal dan Kehidupan

Menurut para ulama, kesembilan penyakit hati ini bukan hanya berdampak pada kehidupan spiritual seseorang, namun juga berpotensi menghancurkan relasi sosial, menciptakan konflik batin, dan menjauhkan seseorang dari ketenangan jiwa. Bahkan, beberapa ulama menyatakan bahwa penyakit hati ini bisa menghapus amal-amal kebaikan, meskipun secara lahir terlihat saleh.

“Amal yang besar bisa runtuh karena niat yang buruk, dan amal yang kecil bisa menjadi besar karena niat yang tulus,” kata salah satu ulama besar, mengingatkan pentingnya menjaga hati.


Upaya Pencegahan dan Pengobatan

Islam memberikan solusi yang sangat komprehensif dalam mengatasi penyakit hati. Di antaranya adalah dengan:

Muhasabah (introspeksi diri secara rutin),

Zikir dan mengingat Allah,

Menguatkan ikhlas dalam setiap amal,

Menjaga lisan,

Berteman dengan orang-orang saleh,

Dan senantiasa belajar ilmu agama.


Penutup

Penyakit hati mungkin tidak terlihat oleh mata, namun dampaknya bisa terasa dalam setiap aspek kehidupan. Seorang Muslim sejati adalah ia yang tidak hanya memperbaiki amalan lahiriah, namun juga memelihara kebersihan batin dari sifat-sifat tercela.

Mari kita jadikan diri kita sebagai pribadi yang bersih hatinya, jernih pikirannya, dan lurus amalnya. Sebab, hanya hati yang bersih yang akan mampu mengantarkan pemiliknya menuju ridha Allah dan surga-Nya.

Wallahu a’lam bishawab.

✍️Pewarta :
R. PRIHATANTO, S.Si, 
Iditor : ifa